Jumat, 30 Oktober 2009

MODEL CIO BARU BERGANTI PARTNER DAN MITRA BISNIS

BAB I PENDAHULUAN

Jauh sebelum adanya teknologi komputer, sistem informasi manajemen (SIM) telah dipergunakan oleh para pemimpin organisasi atau perusahaan dalam upaya pengambilan keputusan. Namun demikian proses pengambilan keputusan yang dilakukan saat itu masih sangat sederhana. Segala sesuatunya masih berjalan secara manual, masih lamban karena semua data masih tersimpan dalam lembaran-lembaran arsipyang bermacam-macam. Pada saat pimpinan organisasi hendak melakukan suatu pengambilan keputusan dan merumuskan sebuah kebijakan maka tidak ada cara lain kecuali membongkar arsip-arsip yang telah lama tersimpan. Hal ini membutuhkan waktu yang panjang untuk merunut suatu transaksi atau kejadian-kejadian yang telah terekam dalam setiap aktifitas organisasi, sehingga keputusan yang diharapkan terkadang sudah tidak sesuai atau tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
Seiring berjalannya waktu maka para pemimpin organisasi dalam ruang lingkup perusahaan telah menemukan solusi untuk mengatasi keterlambatan proses data melalui pengembangan teknologi informasi. Salah satu teknologi informasi yang umum dipakai adalah teknologi komputer. Dengan hadirnya teknologi komputer maka proses penyimpanan data-data perusahaan tidak lagi dalam bentuk arsip-arsip manual tetapi semua telah tersimpan secara digital yang dapat mempermudah dalam mengelola data yang dibutuhkan.
Salah satu prinsip manajemen adalah perencanaan. Melalui perencanaan pihak manajemen berusaha untuk memikirkan tentang pengelolaan teknologi informasi “siapayang akan melaksanakan dan mengendalikan setiap informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan”. Salah satunya yaitu dengan menempatkan seorang Chief Information Officer (CIO) dalam wadah organisasi. Seorang CIO(kepala bagian informasi) akan bekerja untuk mengelola dan menterjemahkan setiap informasi-informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mempercepat proses pengambilan keputusan oleh seorang manager. Kehadiran seorang kepala bagian informasi akan mampu untuk memotong anggaran biaya dalam operasional perusahaan dan mempercepat pencapaian tujuan organisasi/perusahaan yakni mencapai tingkat produktivitas tinggi dengan tingkat efisiensi yang tinggi pula.
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH

Kehadiran perangkat teknologi komputer dalam sistem informasi manajemen telah memberikan banyak kemudahan-kemudahan bagi manajer dalam melakukan kegiatannya, dari hal-hal kecil seperti pendokumentasian file-file, menyimpan datadan lain-lain hingga mengambil sebuah keputusan penting bagi perusahaan. Secara prinsip komputer merupakan sumber daya fisik pendukung opersional kerja yang tidak akan dapat berfungsi apa-apa tanpa ada keterlibatan manusia sebagai pemberi instruksi kerja (http: //hardyansyah_ahmad.blogspot.com). Lebih jauh bagi seorang kepala bagian informasi,komputer ádalah sebuah media yang dipergunakan dalam membuat suatu jaringan bisnis dengan berbagai kecanggihan yang ditawarkan.
Kekuatan globalisasi dan komoditisasi secara radikal telah membentuk kembali pandangan dalam berbisnis. Peran teknologi sebagai sumber manfaat yang kompetitif menempatkan CIO (kepala informasi kantor) pada tempat yang strategis. Kepeminpinan CIO baik sebagai bisnis eksekutif dan ahli teknologi informasi serta kemitraan antara CIO, CEO (Kepala Eksekutif Kantor) dan pemimpin bisnis lainnya akan menentukan nasib perusahaan.
Berdasarkan Penelitian Pusat Bisnis dan Teknologi baru-baru ini, mereka memusatkan tentang pentingnya mengintegrasikan TI kedalam bagian inti bisnis hubungan seperti apayang dibutuhkan antar organisasi TI dan kepemimpinan senior untuk membangun kecakapan perusahaan akan TI dan memastikan bahwa teknologi tetap dipakai dalam melakukan inovasi dan pertumbuhan.
Berdasarkan survey terbaru terhadap 765 global CEO, banyak perusahaan mengalami celah (gap) dalam mengintegrasikan antara bisnisdan teknologi sehingga dapat menghalangi kepuasan pelanggan, kecepatan dan fleksibilitas. Penting untuk menutup kekosongan ini karena kemajuan teknologi yang sangat pesat dan memiliki dampak strategis dalam seluruh area bisnis. Studi MIT sloan menemukan bahwa perusahaan yang “melek TI” berhasil memperkuat keuangannya seperti terukur melalui biaya, keuntungan, inovasi dan modal pasar. Perusahaan seperti ini mengisi gap yang ada dengan melaksanakan digitisasi transaksi berbasis luas, kecakapan perusahaan akan TI bertujuan mengembangkan kekuatan unit bisnis untuk terlibat dalam keputusan TI yang menghasilkan kemitraan antara staf TI dan unit-unit bisnis untuk menghasilkan nilai investasi TI.
Dalam menghubungkan bisnis dan TI, seringkali para pembuat keputusan masih sering kali berfikir akan biaya dari investasi sebuah teknologi. Hal ini terjadi karena beberapa hal antara lain :

1. Memandang teknologi sebagai alat operasional “black box” beresiko menghilangkan kesempatan dan membuat keputusan yang tidak menambah nilai bagi perusahaan mereka.
Langkah pertama adalah CEO dan pemimpin bisnis mengakui peran strategis yang dimainkan teknologi dalam perusahaan. Kita tidak bisa lagi memperlakukan teknologi sebagai hal yang paling banyak menghabiskan biaya, sebagai fungsi yang dapat berdiri sendiri dan pelaksana dari strategi bisnis; teknologi adalah kecakapan strategi dan sumber inovasi dan pertumbuhan. Dalam prosesnya saat ini, teknologi dan bisnis saling berkaitan. CEO, pemimpin bisnis, bahkan direktur yang memandang teknologi sebagai alat operasional “black box”- beresiko menghilangkan kesempatan dan membuat keputusan yang tidak menambah nilai bagi perusahaan mereka.
Kehadiran teknologi yang sering dianggap sebagai kotak hitam bagi pengambil keputusan akhirnya akan berdampak negatif bagi perusahaan. Hal ini bisa terlihat dari lemahnya informasi yang bisa direkam bahkan lebih parahnya data yang akan memberikan sebuah informasi tidak terususn secara sistematis.

2. Sering sebuah perusahaan yang memiliki CIO dipakai hanya sebagai sebuah fungsi pendukung daripada ikutserta sebagai pemimpin bisnis dan mitra dalam proses dan merubah budaya.
Langkah kedua CEO dan pemimpin bisnis adalah mengakui peran yang lebih strategis yang dapat dan harus dimainkan CIO dalam bisnis saat ini. Di banyak perusahaan, CIO adalah seseorang yang memiliki pandangan bisnis yang unik yang dengan cara mereka sendiri menggabungkan teknologi informasi dengan proses transformasi sehingga dapat menciptakan keuntungan kompetitif. Saat ini perusahaan-perusahaan lebih sering menempatkan CIO hanya sebagai fungsi pendukung dan bukan terlibat sebagai seorang pemimpin bisnis dan mitra strategis dalam proses dan perubahan budaya bisnis. CIO sering tidak punya kemampuan mengkapitaliskan sudut pandang ini disebabkan oleh cara mereka diperlakukan dan dikelola.

3. Perubahan perlu dilakukan sehingga memungkinkan CIO berikut organisasi TInya berkontribusi lebih kuat dalam kegiatan bisnis.
Keberadaan CIO dalam sebuah organisasi masih menunjukkan tingkat keterlibatan yang rendah dalam setiap pengambilan keputusan oleh manajer. Seringkali seorang CIO hanya terbatas memberikan laporan tentang data-data yang telah terakumulasi dalam periode waktu tertentu padahal yang paling mengerti manifestasi dari data-data tersebut adalah CIO itu sendiri.
Dengan tumbuhnya teknologi informasi dan kepentingannya untuk sukses dalam bisnis, kuncinya adalah menentukan teknologi terbaik apa yang memberi pengaruh dalam mendukung strategi perusahaan. Organisasi yang telah mencapai keuntungan kompetitif secara kontinyu tidak hanya didukung oleh teknologi informasi saja namun mereka menerapkan teknologiyang berhubungan dengan restrukturisasi dasar cara bekerja. Oleh karenanya, menjadi sangat penting bagi TI agar di satukan dalam kegiatan bisnis pada sudut dimana asumsi dasar diciptakandan menetapkan arah strategi. CIO dapat memainkan peran sentral dalam memberi visi dan kepemimpinan untuk membantu organisasi memahami dan mengakses wilayah potensial kesempatan dimana teknologi informasi memungkinkan transformasi dan memberikan sebuah keuntungan kompetitif.

Apa peran utama anda dalam keputusan Peran apa yang akan ingin anda
Strategis dalam perusahaan anda ? miliki ?

70 70

60 60

50 50

40 40

30 30

20 20

10 10

0 0
Melaksanaan memberi berpartisipasi menentukan Melaksanaan memberi berpartisipasi menentukan
Strategi input kpd dlm mencip- pilihan strategi strategi input kpd dlm mencipta- pilihan
Strategi takan strategi untuk dipertim- strategi kan strategi strategi utk
Bangkan dipertimbang
Kan

CIO memahami bahwa untuk melakukan inovasi diperlukan strategi teknologi informasi perusahaan dan rencana yang searah dengan kegiatan bisnis yang dilakukan. Mereka juga paham bahwa jaringan yang rapat antara bisnis dan TI terjadi ketika terdapat sebuah integrasi strategi yang meliputi kedua komponen yaitu bisnis dan teknologi. Untuk menciptakan jaringan ini, CIO ingin dilibatkan dalam penentuan strategi dan ingin ukuran kemajuan mereka disejajarkan.

BAB III PEMECAHAN MASALAH

Setiap aktifitas perusahaan terkadang sering dijumpai gap antar departemen sehingga menyebabkan kurangnya koordinasi. Untuk menghindari terjadinya gap yang lebih besar lagi maka CEO dan pemimpin bisnis harus membuat 4 perubahan sehingga memungkinkan CIO dan organisasi TInya dapat berkontribusi lebih kuat dalam bisnis :
? Tindakan : memberi reward kepada CIO atas kontribusinya dalam pertumbuhan bisnis, inovasi dan masyarakat. Sistem dan manajemen lainnya hanyak setengah dari penilaian.
? Strategi : melibatkan CIO dari awal proses strategi. Teknologi sering dapat memberi informasi mengenai hal-hal apa saja yang mungkin dilakukan dalam bisnis.
? Organisasi : membantu CIO melakukan proses transformasi dan memberi mereka mandat untuk menciptakan kesiapan TI organisasi. Membantu perkembangan kemitraan dengan mitra usaha, mampu bertahan terhadap perubahan dan mengajak untuk lebih memahami TI.
? Talenta : memberi kesempatan kepada CIO mengembangkan kemampuan lebih luas dan kompetensi kepemimpinannya. Mendorong kontribusi terhadap inisiatif yang lebih utama dan relevansinya terhadap usaha/bisnis.

Menutup celah dalam mengintegrasikan bisnis dan teknologi : studi pada CEO global IBM tahun 2006

CEO melihat integrasi antara bisnis dan teknologi seperti hal yang utuh terhadap inovasi. Dikarenakan oleh perubahan teknologi yang pesat maka CEO menyadari dampak strategisnya terhadap seluruh area bisnis. Kebanyakan orang melihat kemajuan ini sebagai kesempatan. mereka menyebut bahwa teknologi memungkinkan sebuah cara untuk menggabungkan kantor fisik kedalam kantor virtual yang bertujuan untuk menemukan wawasan konsumen sehingga dapat merangsang produk dan memperluas merek, menandai tren yang akan muncul dimana dilalaikan oleh competitor. Seorang CEO menjelaskan bagaimana organisasinya terhindar dari “kebutaan TI” yaitu dengan sesegera mungkin mempelajari teknologi yang relevan dengan kemampuan dan kebutuhan konsumennya. Mereka mempertahankan portfolio teknologi yang mereka pakai tanpa mengetahui bilamana teknologi tersebut akan usang namun tetap melakukan sebanyak mungkin relevan area yang dapat diidentifikasi.
Hampir 80% CEO mengidentifikasikan sebuah “celah integrasi” penting. Lemahnya integrasi membuat banyak CEO merasa frustrasi. Mereka ingin memperbaikinya tidak tahu bagaimana caranya atau melihat tersebut sebagai hal yang terlalu rumit. Bagi yang lainnya, celah yang ada dirasakan terlalu besar karena potensi yang ada masih tersembunyi. Seorang CEO mengekspresikan keadaan ini dengan pernyataan: “meskipun masih banyak hal yang dirasa memungkinkan dan dapat dikerjakan untuk solusi masalah ini, kami tetap tidak bisa melakukan hal yang cukup”
Integrasi bisnis dan teknologi yang melampaui level moderat menjadi impas. CEO yang telah melakukan integrasi bisnis dan teknolog secara ekstensif melaporkan adanya kepuasan konsumen yang lebih besar, kecepatan dan fleksibiltas daripada sebelumnya. Faktanya, ekstensif integrator melaporkan adanya kenaikan pendapatan perusahaan tiga kali lebih besar daripada perusahaan yang kurang mengintegrasikan bisnis dan teknologi. Pandangan ini korespon dengan studi komparasi keuangan yang menemukan bahwa ekstensif integrator angka pendapatannya tumbuh 5% lebih cepat daripada para pesaingnya.

Kemunculan bisnis dan TI mengantarkan sebuah bentuk perintah untuk inovasi sebagaimana perusahaan berusaha menutupi celah yang ada antara potensi transformatif TI dan kecakapan organisasi dalam memanfaatkan potensi tersebut.

Asas bisnis telah berubah secara struktur, operasional dan budaya sebagai sikap dalam merespon globalisasi dan teknologi baru. Dalam organisasi, ada semacam tahap pengaburan garis antara unit organisasi dan stakeholder. Sebagaimana peningkatan strategi bisnis dan teknologimenjadi satu, maka harus ada lebih banyak kerjasama, kolaborasi dan integrasi lebih seperti TI dieksploitasi untuk memberi nilai lebih besar terhadap perusahaan. Kemunculan bisnis dan wawasan TI serta pengalaman telah mengantarkan sebuah bentuk perintah untuk inovasi sebagaimana perusahaan berusaha menutupi celah yang ada antara potensi transformasi TI dan kecakapan organisasi dalam memanfaatkan potensi tersebut. Sebagai pusat dari semua itu, CIO sebagai orang yang secara meningkat muncul sebagai seorang kunci pemimpin bisnis dan mitra potensial untuk perubahan CEO dan pemimpin-pemimpin lainnya serta pemimpin bisnis setingkatnya.
Saat ini, inovasi berada dalam pertimbangan teratas yang dipakai sebagai senjata kompetisi dimana banyak perusahaan sukses berinovasi tidak saja dalam proses bisnis dan penawaran tapi juga merubah model bisnis mereka. Untuk mencapai kinerja makasimal, perusahaan harus memikirkan kembali atau melakukan transformasi tentang cara mereka menjalankan usaha dimana salah satu kunci alat untuk mempercepat perubahan adalah teknologi informasi.

Model inovasi bisnis adalah hal kritis dan menghasilkan margin pertumbuhan operasional yang lebih baik.

Model inovasi bisnis adalah kunci.
Survey terbaru terhadap 765 global CEO yang dilakukan oleh IBM menyatakan bahwa model inovasi bisnis adalah hal kritis. Inovasi produk, servis dan operasional adalah hal penting tetapi penekanan pada model inovasi bisnis lebih tinggi dalam upaya agenda inovasi CEO. Dan untuk alasan yang baik seperti dinyatakan oleh analis keuangan, perusahaan yang memberi tekanan lebih besar dalam model inovasi bisnis berpengalaman lebih baik menjalankan margin pertumbuhan (selama periode 5 tahun) daripada perusahaan sejenis yang tidak melakukan model ini. Margin pertumbuhan operasional dalam perbandingannya dengan perusahaan pesaing. (prosentase pertumbuhan tahunan selama 5 tahun).
6
5

4
3
2

1
0
Produk/servis/inovator pasar Model inovator bisnis
-1

Ketika menggabungkan 4 asas dasar kelas aset investasi TI yaitu infrastruktur, transaksi, informasi dan strategi maka perusahaan yang memiliki pemahaman TI tinggi akan mencapai hasil yang lebih tinggi daripada perusahaan lainnya. Investasi rendah TI dalam perusahaan diasosiasilam dengan rendahnya keuntungan/laba.
Meski menambah nilai usaha yang didasarkan pada Ti sangat rumit namun disinilah peran utama yang harus dimainkan seorang CIO dalam membantu perkembangan kecakapan organisasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan nilai lebih besar dari investasi TI yang dilakukan. CEO dan para petinggi dalam perusahaan perlu memperitmbangkan peran yang dimainkan oleh CIO dalam mempertinggi pemahaman TI perusahaan dan bagaimana mereka mendorong CIO sebuah pencipta nilai usaha.

Survey Forum Kepemimpinan CIO IBM : Bagaimana CIO Dapat Membantu.

IBM mengadakan forum rapat kepemimpinan yang dihadiri oleh lebih dari 140 pemimpin CIO seluruh dunia. Para peserta mendiskusikan tantangan dan kesempatan CIO dalam memberi inovasi dan menghasilkan pertumbuhan dengan meningkatkan hubungan mereka dengan CEO, pemimpin usaha lainnya dalam perusahaan dan Badan Direktur serta mengembangkan kemampuan dan kecakapan kritis. Forum ini menghasilkan sejumlah tema yang harus dilakukan CIO dan organisasi TInya serta perusahaan mereka untuk memajukan peran CIO dan pentingnya teknologi sebagai sebuah stimulan dalam inovasi usaha. Hasil survey menyatakan CIO yakin bahwa mereka perlu meningkatkan kontribusinya terhadap perusahaan sama seperti mereka membutuhkan dukungan yang lebih efektif dari CEO dan para eksekutif bisnis lainnya dalam perusahaan. Survey dan interview ini menunjukan bahwa CIO yakin bahwa mereka adalah mampu dan ingin memberi dampak yang lebih besar dalam bisnis/usaha.

De-duplikasi Data, Solusi untuk CIO

Meningkatnya jumlah data, terbatasnya kapasitas storage, serta semakin tingginya biaya infrastruktur TI, membuat teknologi data de-duplikasi makin diharapkan. Teknologi ini diharapkan akan memberikan wacana baru kepada CIO, di mana komitmen terhadap tingkat kepuasaan pengguna dalam back up windows, restore time, dan data recovery akan sangat meningkat dibandingkan tape-based backup tradisional.
De-duplikasi dianggap dapat lebih menghemat biaya dengan mengurangi kapasitas storage yang diperlukan untuk backup sampai dengan rasio 50:1. Selain itu, de-duplikasi juga membantu mengurangi bandwidth traffic pada saat melakukan backup hingga 300 kali lebih kecil. "Dengan meningkatnya pertumbuhan data dan informasi,seperti penggunaan e-mail, duplikasi data yang tidak terstruktur, dan penyimpanan data yang berlebihan, maka EMC menawarkan solusi manajemen data untuk backup, recovery, dan archive," ujar Country Manager EMC Indonesia, Ivan Tjahjadi. Menurutnya, solusi ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk lebih efisien dalam mengelola sumber daya dan biaya.
Sementara itu, Kaycee Lai, Kepala Backup, Recovery & Archive untuk EMC Asia Pasifik dan Jepang menyatakan, teknologi de-duplikasi membantu CIO untuk dapat mengelola pertumbuhan data dan informasi perusahaan dengan lebih baik. Dengan teknologi ini, perusahaan bukan hanya mampu mengurangi biaya yang berkaitan dengan perlindungan data secara drastis, tapi juga dapat memproteksi data ke tingkatan yang lebih tinggi.

BAB IV PEMBAHASAN

Pentingnya peran CIO

Menurut penelitian yang diumumkan INSEAD dan IBM, 94% chief information officer di kawasan ASEAN mengatakan peran mereka semakin penting dalam bisnis. Hal ini dikarenakan kepemimpinan organisasi CIO saat ini tertinggal oleh kemampuan teknologi yang ada. CIO yang mengikuti polling mengatakan, memimpin bawahan adalah kemampuan kunci, dan mengembangkan talenta adalah faktor penting untuk meraih kepemimpinan. Namun demikian hanya 29,9% dari CIO mengatakan bahwa performa organisasi mereka dibidang pengelolaan talenta lebih baik dari industri yang dijalankan. Selain itu CIO juga mengatakan bahwa talenta adalah unsur utama untuk membangun kemampuan strategis organisasi melalui berbagai inisiatif seperti inovasi dan pengelolaan perubahan.
Sementara itu 80,4% CIO mengatakan bahwa pengidentifikasian dan pengembangan staf TI adalah bagian penting dari tugas mereka. Selain itu mereka memandang, memberdayakan karyawan melalui pendelegasian yang efektif akan memperluas peluang mereka dan bertindak adil dianggap oleh 81,2% CIO sebagai kualitas kepemimpinan yang penting. Selain itu para CIO menyadari bahwa perubahan dalam organisasi TI harus dikelola berdasarkan suatu kerangka kerja peraturan TI. CIO di ASEAN juga menggaris bawahi bahwa manajemen perubahan harus mencakup seluruh aspek budaya.
Para CIO menyadari bahwa TI adalah sarana penting yang dapat digunakan untuk membantu komunikasi lintas budaya antar karyawan. CIO juga menyatakan bahwa manajemen perubahan harus mencakup seluruh budaya organisasi. Komunikasi lintas budaya dan kecakapan mengelola juga semakin penting selama beberapa tahun terakhir, seiring dengan semakin banyaknya tim TI di perusahaan-perusahaan di ASEAN yang mengadopsi struktur regional dan global. Beberapa CIO yang disurvei melaporkan, mereka mengelola pusat penghantaran layanan TI secara global dari kantor pusat di ASEAN. Menurut 43,4% responden, TI juga digunakan sebagai sarana untuk mempersempit jurang budaya dan komunikasi di antara karyawan di berbagai lokasi kerja di kawasan tersebut. Para CIO di kawasan ini merasakan, dibutuhkan suatu tingkat kepemimpinan baru dalam industri, mulai dari memiliki pengetahuan yang mendalam tentang teknologi hingga pemahaman tentang dampak jaringan informasi terhadap organisasi, sosial, dan budaya.
Dengan demikian, CIO ASEAN menganggap dirinya sebagai anggota penting dari tim manajemen senior perusahaan (88,5%). Banyak CIO yang menyuarakan optimisme mereka bahwa pengintegrasian peran CIO yang menyeluruh dengan pemain-pemain kunci lainnya di dewan eksekutif tidak dapat dielakkan. Namun, terlepas dari itu semua, kendati CIO memuji pergerakan fungsi CIO menuju tingkat strategis yang lebih tinggi, beberapa pihak melihatnya sebagai penambahan beban kerja rutin CIO. Para CIO di ASEAN mengantisipasi perubahan peran mereka selama lima tahun yang akan datang dengan menanti selesainya inisiatif-inisiatif TI besar yang ada saat ini di bidang proses bisnis dan manajemen perubahan. Para CIO yang disurvei juga mengatakan, mereka tidak cukup hanya memahami proses bisnis. Bagi mereka, proses bisnis dilaporkan sebagai sebuah blok bangunan yang penting dalam arsitektur teknologi perusahaan-perusahaan ASEAN.
Sebanyak 79,6% CIO melaporkan, organisasi mereka menggunakan kemampuan TI untuk membantu menyempurnakan proses. Saat ini, selain memahami proses bisnis, para CIO juga harus menstandarisasikan dan menyederhanakannya. Dari CIO yang disurvei, 76,7% CIO menyadari bahwa pengalaman dalam mengoperasikan bisnis semakin penting dalam merekrut seorang CIO. Selain itu, 81,2% CIO menganggap bahwa kemampuan sumber daya adalah salah satu kekuatan pendekatan kepemimpinan mereka(www.sda_indo.com).

Indikator keberhasilan CIO

Dalam menjalankan bisnis, terdapat indikator keberhasilan penting untuk memajukan profesi CIO, termasuk di ASEAN. Menurut penelitian yang diumumkan INSEAD dan IBM, pengembangan kesadaran, kegesitan, dan kecakapan organisasional membantu mensukseskan bisnis dan profesi CIO.
Hingga saat ini, kesadaran CIO ASEAN sangat penting untuk menjalankan peran mereka sebagai pemimpin TI. Apalagi CIO juga harus dapat menjadi pemimpin bisnis yang memiliki keunggulan dalam fungsi manajerial,strategis, dan fungsional. Namun sering kali mitra dan klien mereka tidak menyadari manfaat potensial yang diberikan CIO kepada daya saing dan kesuksesan perusahan secara keseluruhan.
Sementara itu, berkaitan dengan kegesitan, perekonomian dunia saat ini ditandai oleh inovasi dan siklus produksi yang lebih pendek dengan reshuffling pimpinan secara terus-menerus di kalangan produsen, vendor, dan pembeli. Akibatnya, keputusan yang relevan harus diambil dalam kurun waktu yang lebih pendek, sehingga meningkatkan tekanan pada CIO. Pengidentifikasian peluang-peluang baru dalam teknologi, pasar, model bisnis, dan organisasi perusahaan adalah contoh dari berbagai keprihatinan dalam organisasi yang gesit di seluruh dunia. Para CIO memainkan peran penting di sini. Dengan demikian, salah satu cara untuk menghasilkan CIO yang lebih baik untuk ASEAN adalah dengan memungkinkan mereka mendapatkan kecakapan baru. Melalui survei, CIO ASEAN telah memperluas kecakapan dan minat profesi mereka, sehingga menghasilkan komunikasi yang lebih baik dengan bagian organisasi lainnya, para mitra, klien, dan pemasok. "Semakin banyak organisasi yang menyadari perlunya menggeser pola pikir mereka tentang peran TI dari sudut pandang tradisional yang menganggap TI sebagai pusat biaya. Paradigma ini harus diubah menjadi pandangan bahwa TI dapat menjadi mesin persaingan yang mendorong pertumbuhan," ujar Paul Moung, Wakil Presiden, IBM Systems & Technology Group/Business Partners, ASEAN. Di lain pihak, Bruno Lanvin, Direktur Eksekutif, eLab, INSEAD menyatakan, CIO ASEAN beranggapan bahwa mereka harus mendorong kolaborasi yang lebih erat antara TI dan bagian perusahaan lainnya. "Mereka juga merasa bahwa CIO adalah anggota penting dari tim manajemen senior," ujarnya. Dengan demikian, ke depannya akan semakin banyak organisasi di ASEAN yang menyadari peran strategis TI untuk perusahaan mereka.

Membuka kunci nilai bisnis dengan teknologi : “Melek” TI.

Penelitian menunjukan bahwa TI secara materil meningkatkan kinerja usaha.
Teknologi informasi adalah komponen integral yang memungkinkan dilakukannya model inovasi bisnis serta dapat membangun pondasi kuat untuk masa depan usaha yang kompetitif dan fleksibel. Penelitian menunjukan bahwa TI secara materil meningkatkan kinerja usaha. Penggunaan teknologi untuk mencapai inovasi dan memperoleh keuntungan kompetitif telah merubah paradigma dalam menjalankan usaha/bisnis.

Pemahaman TI yang tinggi dihubungkan dengan serangkaian ukuran hasil seperti biaya, keuntungan, inovasi dan kapitalisasi pasar.

Karakteristis IT savvy (melek TI):
? TI untuk komunikasi – tingkat penggunaan canel elektronik yang tinggi seperti email, intranet dan perlengkapan nirkabel untuk komunikasi internal dan eksternal dan kegiatan kerja.
? Transaksi digital – transaksi perusahaan yang berulang-ulang secara digital kususnya dalam penjualan, interaksi dengan konsumen dan pembelian.
? Penggunaan internet – lebih banyak menggunakan internet dalam proses seperti manajemen penjualan, mengukur kinerja karyawan, dukungan latihan panduan penggunaan produk setelah dibeli konsumen.
? Perusahaan dengan kemampuan TI tinggi – kecakapan seluruh karyawan menggunakan TI secara efektif. Terdapat kemampuan bisnis dan teknis kuat diantara staf TI, kemampuan tinggi diantara staf perusahaan dan pasokan pasar yang memadai terhadap staf TI dengan skil tinggi.
? Terlibat dalam manajemen bisnis – komitmen kuat manajamen senior dalam memperjuangkan inisiatif TI. Juga ada keterlibatan kuat unit bisnis dalam keputusan TI yang berdampak dalam kemitraan antara staf TI dan unit usaha menghasilkan nilai yang berasal dari investasi TI.

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Pokok permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan teknologi informasi oleh seorang CIO dalam lingkup organisasi adalah:
? Teknologi masih sering dianggap sebagai kotak hitam yang menghilangkan kesempatan dan mengambil keputusan yang tidak menambah nilai bagi perusahaan
? Teknologi selama ini hanya dijadikan sebagai fungsi pendukung daripada ikut serta sebagai pemimpin bisnis
? Kontribusi CIO dalam sebuah organisasi bisnis masih rendah
2. Langkah dan upaya yang diajukan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh seorang CIO adalah:
? Menutup celah (gap) dan mengintegrasikan bisnis dan teknologi melalui langkah-langkah berikut :
? Tindakan : memberi reward kepada CIO atas kontribusinya dalam pertumbuhan bisnis, inovasi dan masyarakat. Sistem dan manajemen lainnya hanyak setengah dari penilaian.
? Strategi : melibatkan CIO dari awal proses strategi. Teknologi sering dapat memberi informasi mengenai hal-hal apa saja yang mungkin dilakukan dalam bisnis.
? Organisasi : membantu CIO melakukan proses transformasi dan memberi mereka mandat untuk menciptakan kesiapan TI organisasi. Membantu perkembangan kemitraan dengan mitra usaha, mampu bertahan terhadap perubahan dan mengajak untuk lebih memahami TI.
? Talenta : memberi kesempatan kepada CIO mengembangkan kemampuan lebih luas dan kompetensi kepemimpinannya. Mendorong kontribusi terhadap inisiatif yang lebih utama dan relevansinya terhadap usaha/bisnis.
? Menerapkan TI dalam bisnis yang dapat menghantarkan perintah dan inovasi organisasi guna meningkatkan kinerja usaha organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Http://hardyansyah_ahmad.blogspot.com

www.sda-indo.com. Artikel “Peran CIO Makin Penting”.

www.sda-indo.com. Artikel “Indikator Keberhasilan CIO”.

www.cio.com. “Busines Technology Leadership”.